Frilla
It started with once upon a time.

Nathan, in Hebrew it means gift of God. Berapa kalipun diulang rasanya masih sulit sekali untuk mempercayainya. Dia, yang sejak dulu selalu merasa dipandang sebelah mata, tapi ternyata semua itu hanyalah khayalan yang diciptakan oleh hatinya yang tidak mau memaafkan. Dia mencoba untuk percaya, menancapkan dalam-dalam pengetahuan yang baginya adalah suatu hal yang sama sekali baru... dan membuatnya lega. Bukan, terlalu mengecilkan jika ia berkata hanya merasa lega. Seperti menemukan oasis setelah tersesat di gurun berhari-hari. Klise. Melebih-lebihkan. Hiperbola. Mungkin. Tidak akan ada yang mengerti bagaimana rasanya menjadi seorang Nate. Tapi yang jelas ia merasa bersyukur, karena Tuhan memang ada.

I will believe
so the two of us can be together in love


Dia akan berusaha mempercayai, bahwa hidupnya tidak perlu dihabiskan untuk sesuatu yang tidak ia sukai. Tidak perlu lagi ada kata-kata haus akan perhatian dan ingin sepasang kristal terang miliki sang ibu menatapnya. Bebas menentukan, tanpa ada batasan bernama 'pantas' dan 'tidak pantas'. Penentunya adalah diri sendiri. Karena dengan mempercayai itu, kini dia bisa menemukan kembali sang putri. Jadi katakan selamat datang pada Nathan Kehl Harvarth yang baru.

Anak laki-laki itu tersenyum kecil. Semuanya akan baik-baik saja sekarang. Ia menutup matanya, merasakan vibrasi dari tiap kata yang terlontar dari gadis di depannya. Suara sopran yang mengalun lembut, sentuhan di bahunya, dan aroma lili yang menyusup tanpa diundang. Membuat saraf-sarafnya menegang sesaat karena invasi yang lama tak terjadi. Sulit dipercaya. Amat sangat sulit. Seakan segala kegalauannya selama bertahun-tahun ini tidak pernah terjadi, tidak pernah ada dari awal. Lima belas menit yang penuh dengan antisipasi sebenarnya hanya sebuah imajinasi dari dunia berbeda. Waktu tidak pernah berjalan sejak 16 Maret 1979. Ia tidak ingin membuka matanya. Ia tidak ingin membuka matanya dan menyadari bahwa ternyata semuanya hanya mimpi. Yang mana kenyataan dan yang mana mimpi, sulit dibedakan sekarang. Tempatnya sekarang berada terasa nyata, tapi terlalu indah untuk sebuah kenyataan.

Tapi selama ia bersama Michelle, ia tidak peduli di alam mana ia berada. Mimpi atau kenyataan, persetan. Jika ini mimpi biarkan dia tidur selamanya, jika ini kenyataan... Jika ini kenyataan. Yah, sentuhan di bahunya terasa nyata. Untaian kata yang terdengar juga terasa nyata, meskipun dalam bayangannya ia mengira akan ada makian atau paling tidak penolakan. Kata yang menusuk dan membuatnya harus berlutut meminta maaf. Bukti bahwa ini bukan hanya sekedar imajinasinya saja.

Ia akan menjanjikan apapun untuk Michelle.

I’ll hold your hand forever, don’t let go
let’s make a promise, the two of us


"I swear," bisiknya menanggapi kalimat terakhir gadis berdarah campuran di depannya. Kelopak matanya membuka, memperlihatkan kilauan kristal cokelat yang dipenuhi emosi yang tak terdefinisikan. Nate menghela nafas, bersyukur ketakutannya untuk membuka mata tidak terbukti. Hangat. Aroma lili dan anemone berpadu menjadi satu. Lili, keeps unwanted visitors away. Anemone, unfading love. Mengerti pesannya? Kalian tidak diinginkan dalam kisah mereka berdua, pergi jauh-jauh selagi kalian bisa. Terima kasih, selamat tinggal. Pemuda itu nyengir melihat tingkah gadis yang bersandar padanya itu. Betapa dia merindukan saat-saat yang seperti ini. Kasih ini masih ada. Dan akan selalu ada.

Tidak peduli kau menginginkannya atau tidak, Tuan Putri. Karena sekarang Nate sudah memutuskan, apapun yang terjadi, apapun, ia tidak akan lari. Dan meskipun itu berarti ia harus menyakiti dirinya sendiri, pergi ke neraka sekalipun ia tidak peduli. Lagipula dia memang setan dari awal. Apapun, bagaimanapun. Ia tidak akan melepas Michelle lagi sekarang.

“A game. The most important match in my life.”
Nathan Kehl Harvart has caught the snitch.


Tiga tahun. Entah perlu diulang sampai berapa kali satuan waktu itu hingga Nate benar-benar terbiasa dengan fakta yang terbentang di hadapannya ini. Banyak keajaiban tahun ini. Mulai dari kejadian pribadi hingga yang menyangkut nasib seluruh dunia. Anehnya, semua keajaiban itu terjadi setelah Pangeran Kegelapan jatuh. Pertanda bahwa memang penyihir itu membawa malapetaka bagi semua orang bahkan yang tidak memiliki urusan dengannya? Mungkin. Tapi persetan dengan pangeran kegelapan dan nasib seluruh dunia. Ia bisa tidak peduli dengan semua itu. Saat ia di sini, bersama Michelle. Di bawah kerlip bintang. Konstelasi di malam musim semi. Vela, Crater, Virgo, Leo, Cancer. Coma Berenices. Sedikit dari konstelasi yang namanya diambil dari tokoh sejarah. Berenices, istri dari Ptolemy III Euergetes yang mengorbankan rambut kebanggaannya pada Dewi Aphrodite untuk keselamatan suaminya.

Bahkan langit juga mengalunkan nada-nada lembut mengenai kisah cinta. Malam yang sungguh tepat untuk menjalin rangkaian kasih. Crater, Corvus, Hydra. Langit memberikan nasehat mengenai kejujuran. Nate mengerti. Kebohongan hanya akan menjadi penyakit untuk semua orang.

So in order to light your light fill me
I hug you tightly


Nate belum mengatakan apa-apa lagi. Hanya degup jantung dan suara nafas lembut terdengar di sela-sela keheningan malam. Rasanya sayang jika dia harus memperdengarkan melodi lain yang bisa mengusik alunan orkestra malam. Tapi demi mereka berdua, apa salahnya merusak sedikit melodi yang bahkan tidak didengar orang lain selain mereka? Dengan pikiran itu Nate mengangkat tangannya dan merengkuh sang putri. Dekapan lembut yang membuat berpikir berulang-ulang alasan hingga ia bisa melakukan hal-hal bodoh yang membuatnya kehilangan Michelle dulu. Kapan terakhir kali ia menyentuh gadis itu? Fairest princess, never before he imagined they'd ended like this.

"So, this means we're okay now, right?"

Smile.

"Together, once again."

And they live happily ever after.
The end.
0 Responses