Frilla

ODIENEER HYPERION HARVARTH
((visualisation: Hayden Christensen ))
Pureblood
Oslo, Norwegia
25 Desember, 43 yrs


Tongkat Sihir : Elm, nadi jantung naga, 13,5 inchi
Nama Ayah : Sverrir Ormr Harvarth (PB)
Nama Ibu : Cammile Bruadarr Harvarth nee. Chevarone (PB)
Nama Saudara :
Thorr –adik (PB)
Sigurd –adik (PB)
Sindri –adik (PB)

Personaliti : tegas, perfeksionis, kaku di depan kebanyakan orang namun bisa menjadi sosok yang humoris di depan anak-anaknya, sosok pria yang kebapakan dan sangat menjunjung tinggi keluarganya

Bakat & Kekurangan : pengusaha yang sukses, tipe yang lebih memilih untuk merencanakan daripada melakukan, seorang jenius dengan IQ di atas rata-rata


Meskipun berada dalam lingkungan keluarga darah murni, tapi keluarga Harvarth yang memang memiliki pandangan berbeda dengan keluarga darah murni kebanyakan, tidak membanggakan status darah mereka. Dan meskipun mereka memang menikahi sesama darah-murni, itu lebih dikarenakan oleh kedudukan keluarga tersebut. Menurut mereka, tidak peduli bahwa orang itu adalah penyihir berdarah murni, kelahiran muggle, atau muggle, yang terpenting adalah kedudukan orang itu dalam masyarakat. Pandangan itu juga yang menurun kepada Odin, sehingga ia tidak membeda-bedakan status darah dari kecil.

Pernikahannya dengan Arianna di usinya yang ke 23, adalah pernikahan yang diatur oleh kedua orang tuanya. Dengan alasan menyatukan dua keluarga besar itu untuk membina hubungan baik diantara keduanya. Mengingat keluarga Duske adalah keluarga penyihir yang terkenal di Itali dan pernikahan itu bisa menjembatani hubungan bisnis antara penyihir Norwegia dengan Italia. Meskipun lambat laun ia memiliki perasaan pada istrinya itu, sampai mereka memiliki dua orang putri. Beberapa tahun setelahnya, ia bertemu dengan Freedreth. Ia sangat tertarik pada pribadi wanita muda itu sehingga tanpa sadar ia juga jatuh cinta padanya, meskipun ia juga tetap mencintai istrinya. Tapi ia sedikit kecewa pada Arianna yang hingga saat itu belum bisa memberikannya anak laki-laki.Sehingga ia senang sekali pada waktu Freedreth dikatakan mengandung anak laki-laki. Meskipun pada akhirnya wanita itu mengorbankan nyawanya untuk anak itu.

Ia kerap kali merasa bersalah pada Arianna, namun ia juga tidak menyesalinya. Sebab kalau bukan karena Freedreth, ia tidak akan memiliki Nathan sebagai anaknya.




ARIANNA DALMACE HARVARTH nee. DUSKE
((visualisation: http://intergalacticstock.deviantart.com))
Pureblood
Surrey, England
16 Juni, 39 yrs


Tongkat Sihir: Walnut, pembuluh nadi naga, 12 inchi
Nama Ayah: Aloysius Cathal Duske (PB)
Nama Ibu: Sabina Elba Duske nee. Gaetanna
Nama Saudara:
-Benvennuto –kakak (PB)
-Luana –adik (PB)

Personaliti: Angkuh dan tegas, wanita mandiri yang sangat mendambakan keluarga yang sempurna, anggun, menyukai kerapihan, lembut namun tetap bisa marah ketika ia menginginkannya, menghargai status darahnya.

Bakat & Kekurangan: Seorang Lady di antara Lady, tuan putri dari keluarga terhormat yang sangat menghargai kesopanan, suka membaca sehingga pengetahuannya luas.

Keterangan lain: Meskipun awalnya pernikahannya dengan Odin hanyalah sekedar kesepakatan bisnis di antara keduanya, Arianna dengan cepat jatuh hati pada kepribadian tegas yang dilihatnya pada diri Odin. Pernikahan yang bahagian hingga Miranda dan Giselle lahir. Sejak kedua putrinya lahir, beberapa kali ia mengandung namun semuanya keguguran sebelum waktunya. Hal itulah yang membuat suaminya yang sangat menginginkan putra yang kelak akan mewariskan namnya, akhirnya berpaling pada Freedreth. Arianna membenci Nate karena ia menganggap Freedreth sebagai penghancur rumah tangganya, meskipun sebenarnya dalam hati ia memiliki sedikit rasa sayang pada Nate. Namun karena anak itu bertingkah ugal-ugalan dan tidak tahu aturan, semakin membuatnya memiliki alasan untuk membenci anak itu.

Kegiatan sehari-harinya adalah mengurus salah satu anak perusahaan keluarganya dan suaminya. Selain itu ia juga sibuk mengurus acara amal yang sering diselenggarakan oleh perkumpulan penyihir wanita bangsawan Eropa. Meskipun jarang berada di rumah, sama seperti suaminya ia tetap berusaha untuk meluangkan waktunya untuk anak-anaknya.




MIRANDA SEVILLENNE HARVARTH
((visualisation: http://intergalacticstock.deviantart.com))
Pureblood
Paris, Perancis
4 Januari, 19 yrs


Tongkat Sihir: Ash, hati basilisk, 10 inchi
Nama Ayah: Odieneer
Nama Ibu: Arianna
Nama Saudara: Gisselle, Nathan, Cassandra

Personaliti: intelek dan anggun, sangat memuja ibunya sehingga sering meniru tingkah lakunya tanpa tahu alasannya, dewasa , namun kolot dan tidak berpikiran terbuka, agak tidak sabaran.

Bakat & Kekurangan: suka membaca buku dan memiliki ingatan yang kuat, pintar dalan transfigurasi, karena lebih mementingkan logika ia tidak memiliki feel yang tepat sebagai ahli ramuan.

Keterangan lain: Miranda sangat menghormati ibunya, bisa dibilang memuja. Sosoknya pun sangat mirip dengan ibunya, perbedaannya hanya pada warna rambutnya yang lebih cokelat sementara ibunya sedikit pirang. Ia bisa melihat ketidak sukaan ibunya pada Nate yang membuatnya juga tidak menyukai adiknya itu tanpa alasan yang benar-benar jelas. Meskipun setelah dia lebih tua, dia menyadari bahwa Nate bukan benar-benar saudaranya. Dan ia juga akhirnya mengetahui bahwa kehadiran Nate membuatnya kehilangan sebagian besar warisan keluarga Harvarth kelak.

Sepertinya ia iri pada adik-adiknya, Gisselle dan Nate, yang memiliki otak cemerlang. Mendapat nilai-nilai bagus tanpa perlu terlalu berusaha, sedangkan dia hanya hebat di bagian hapalan.

*Miranda bersekolah di Beauxbatons, sekarang bekerja di kementrian di departemen pelaksanaan hukum sihir, sekaligus mengurus perusahaan keluarganya.



GISELLIENE BRUNHILLDE HARVARTH
((visualisation: Tricia - http://slumberdoll.deviantart.com))
Pureblood
Stavanger, Norwegia
9 Mei, 18 yrs

Tongkat Sihir: Elder, bulu ekor pheonix, 11,5 inchi
Nama Ayah: Odieneer
Nama Ibu: Arianna
Nama Saudara: Miranda, Nathan, Cassandra

Personaliti: pemberontak, periang, berpikiran terbuka dan tidak terlalu peduli dengan orang lain, cuek dan egois, jarang memikirkan hal-hal yang serius

Bakat & Kekurangan: pemusik yang berbakat terutama biola dan piano, meskipun ia juga bisa memainkan banyak alat musik lainnya, pintar

Keterangan lain: Gisselle tidak membenci keluarganya. Namun ia seringkali kesal dengan ibu dan kakaknya yang tampak tidak menyukai Nate. Karenanya dia sangat menyayangi adik laki-lakinya itu. Meskipun dampak dari kasih sayangnya itu adalah Nate mengikuti macam-macam kebiasannya seperti sering kabur di malam hari. Gadis ini jugalah yang bertanggung jawab dengan percobaan merokok pertama Nate dan macam-macam tindakan melanggar peraturan lainnya.

Cantik (mirip seperti neneknya, Cammile) dan berkepribadian menarik dilengkapi dengan keintelekannya, Gisselle adalah seorang gadis yang memiliki banyak pengagum pria. Sering berganti-ganti pacar, main kesana-kemari, dan berfoya-foya. Namun sekarang ia sedang memiliki hubungan dengan seorang laki-laki asal Filipina, Lodeva Giosingtiao. Berasal dari keluarga bangsawan, yang tidak terlalu terkenal. Hubungan keduanya sepertinya cukup serius.

*Gisselle bersekolah di sekolah sihir kecil di Norwegia. Sekarang bekerja sebagai violinist di Glenn Miller Orchestra.



CASSANDRA WILEENDRIANT HARVARTH
((visualisation: Crissey - http://crissey.deviantart.com))
Pureblood
London, England
13 September, 8 yrs

Tongkat Sihir: -
Nama Ayah: Odieneer
Nama Ibu: Arianna
Nama Saudara: Miranda, Gisselle, Nathan

Personaliti: polos dan ceria seperti anak kecil lainnya, tidak egois dan sangat menyayangi kakak-kakaknya, agak egois, pengagum Nate, suka menonton televisi, baik, sangat menyukai permen dan makanan manis lainnya.

Bakat & Kekurangan: pintar menggambar

Keterangan lain: Sebagai anak bungsu dalam keluarga Harvarth, sudah pasti ia sangat dimanja. Dicurahi segala kasih sayang dari kedua orang tuanya, ditambah lagi tiga kakaknya. Cassandra paling dekat dengan Nate sebagai satu-satunya kakak laki-laki, juga karena perbedaan umur mereka paling dekat. Ia mengagumi kakaknya yang selalu terlihat keren dengan kebiasaan seperti mugglenya. Ia juga suka meniru kebiasaan kakaknya menonton televis yang berujung pada kebiasaanya menonton film-film yang sebenarnya tidak cocok ditonton oleh anak kecil.

Karena kedua orang tuanya sibuk dan kakak-kakaknya juga bekerja, ia menjadi dekat dengan para peri rumah yang memanggilnya dengan sebutan ‘princessa’. Setelah Nate masuk Hogwarts dan tidak dapat menemaninya lagi, ia lebih sering bermain dengan Gisselle yang sering berada di rumah jika tidak ada latihan konser dan tidak ada kegiatan dengan teman-temannya.
Frilla
Mantra~ Mantra~

Lagi-lagi Gryffindor dan Slytherin sekelas. Yang artinya lagi-lagi ia akan bertemu dengan orang ini dan itu yang super menyebalkan. Lalu ada pangeran musang --wait. Nate harus benar-benar melupakan panggilan itu. Karena seperti yang ia baru ketahui setelahnya, mus--anak laki-laki itu ternyata Arvid Corleone. Yeah, Corleone. Yang berarti, ia dan Arvid itu masih bersaudara. Entah hubungan mereka apa, tapi mengingat nama itu dimiliki neneknya dulu, berarti mereka masih memiliki hubungan keluarga. Yang sebenarnya tidak mengherankan, mengingat biasanya keluarga-keluarga penyihir tua memang saling berhubungan. Sienna misalnya, ia baru tahu sepupunya juga masuk ke Hogwarts tahun ini, satu asrama dengannya pula! Ck, bisa-bisanya ia tidak sadar. Entah ada apa dengannya, padahal biasanya ia paling tahu masalah beginian. Maklumlah, ayahnya dari dulu selalu mengatakan, family means more than blood. Meskipun ia tahu hal itu lebih merujuk pada Nate sendiri daripada orang lain.

Nate mengerling ke sekeliling kelas, dengan pandangan aku-lebih-hebat-daripada-kalian-nya yang biasa. Sombong? Bukan, bukan. Hanya sekedar menyampaikan kenyataan yang ada. Oh, great, sudah ramai. Lightdarker, tuan ingin-jadi-ular-Dutie, gadis Gryffindor sok pahlawan yang belakangan ia ketahui bernama Rainier, Arvid, Michelle dan beberapa orang lain. Lucky. Masih ada tempat di kursi paling depan. Seperti yang ia bisa katakan, ia memang pemilik keberuntungan langit.

"Morning, princess..." ujarnya dengan cengirannya yang biasa saat ia melewati Solathel--Michelle dan duduk di kursi paling depan, meskipun sesaat ia sebenarnya ingin pergi ke meja dekat gadis itu. Nate bukan murid yang baik, ia tahu hal itu. Melanggar peraturan sudah menjadi makanan sehari-harinya. Namun nilai adalah hal yang lain lagi. Nate harus, HARUS mendapat nilai bagus. Bukannya ia anak menyedihkan yang harus belajar dengan sangat sangat keras untuk mendapat nilai bagus, tapi ia tahu ia harus memenuhi permintaan ayahnya yang meskipun tidak diucapkan tapi bisa sangat dimengerti oleh Nate. Jadi mengesampingkan hobinya berbuat ini dan itu yang bisa mendatangkan detensi, ia bukan hanya memikirkan senang-senangnya saja, kok.

“Hari ini kita akan mempraktekkan mantra dasar untuk murid tahun pertama,”

Wingardium Leviosa. Mantra melayang. Oke. Lalu sekarang mereka harus mencobanya pada bulu-bulu putih yang tampak lembut dan akan sangat empuk untuk dijadikan isi bantalnya. Tapi kembali pada tugasnya yaitu mengangkat bulu-bulu putih ini. Nate menggenggam tongkatnya. Hawthorn, ekor unicorn, 10 inchi. Baiklah, menurut buku Kitab Mantra Standar Tingkat Satu oleh Miranda Goshawk yang terbuka di depannya di halaman lima, pelafalan dan gerakan tongkat sangat berpengaruh pada keberhasilan mantra ini. Jadi pertama, mari kita berlatih mengucapkan mantra ini (sekaligus mendengar suara Nate yang memang enak untuk didengar)!

"Win-GAR-dee-um lev-ee-OH-sa."

Satu.

"Win-GAR-dee-um lev-ee-OH-sa."

Dua.

"Win-GAR-dee-um lev-ee-OH-sa."

Tiga.

Oke, palafalan sempurna (tentu saja, Nate memang selalu sempurna) lalu sekarang apa?


---------------------------
----------------

Kali ini ia benar-benar serius dalam mengikut kelasnya. Inginnya sih begitu. Tapi beberapa Gryffindor sial benar-benar mengganggunya, dan Nate benar-benar tidak terima kalau harus dipermainkan tanpa ia bisa membalas. Jadi ia melakukannya, hanya mantra simpel 'Petrificus Totalus' dan beberapa kalimat untuk membalas perkataan orang-orang itu. Tapi pada akhir pelajaran ia malah jadi yang sakit. Hipertensi-nya kambuh. Sialan.
Frilla
Detensi untuk keributan di kandang burung hantu.


Nate menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Cemberut. Mendengus kesal. Ia mendelik ke sana kemari dengan penuh tatapan membunuh seolah ia sedang mencari mangsa dan orang yang pertama kali bertatapan dengannya akan ia gigit sampai mati. Sialan. Ini semua sungguh menyebalkan. Detensi. Detensi. DETENSI. Baru beberapa minggu dia bersekolah di sini dan ia sudah mendapatkan detensi! Dengan guru pemeliharaan satwa gaib pula. Sungguh sial. Apa yang akan dikatakan oleh ayahnya jika mendengar hal ini? Bisa-bisa ia langsung dicoret dari silsilah keluarganya. Oke, tidak, sih. Mengingat Nate satu-satunya anak laki-laki dalam keluarganya. Siapa lagi yang bisa mewarisi nama keluarga Harvarth kalau bukan dia? Tapi kembali mengenai masalah detensi ini. Sungguh, ini menyebalkan sekali. Dan ini semua gara-gara perbuatan orang-orang di kandang burung hantu itu! Lupakan soal dia yang pertama kali menarik tongkat dari jubahnya dan memantrai orang-orang di sana. Seharusnya mereka tidak terpancing! Semua hal ini disebabkan oleh mereka yang asal menyerang sembarangan. Sial. Sial.

Ini semua gara-gara mereka.

Hmpf.

Nate menendang-nendang tanah di depannya. Menunggu dengan tidak sabar untuk mengetahui apa yang harus dilakukannya dalam detensi ini. Oh tentu saja, ia sangat tidak sabar. Semoga saja detensi yang tidak pantas, sehingga nanti ia bisa mengirimkan surat pada ayahnya dan mengatakan bahwa guru di Hogwarts ini tidak bisa mengajar dan BUM! Orang itu dipecat. Semoga.

Paling tidak kalau terjadi hal seperti itu Nate akan merasa bahwa detensi kali ini tidak sia-sia belaka. Yeah, yeah. Detensi. Kata yang sungguh menyebalkan. Ia tidak seharusnya mendapat detensi. Kata 'Nate' dan 'detensi' tidak pernah bisa diletakan dalam satu kalimat yang sama. Kenapa orang-orang tidak bisa menyadari hal itu, sih? Argh, ia ingin menggigit lengan orang lain sampai putus rasanya. Kira-kira mau tidak ya, Sylar digigit olehnya? Tapi tidak, lebih baik ia menggigit lengan salah satu orang penyebab ia terjerumus dalam masalah ini. Kalau begitu kan ia puas, dendam juga terbalas. Mudah kan? Dan semua orang pun akan puas. Lalu Nate bisa tertawa terbahak-bahak dan mulai mencari target baru dalam kisah epiknya di Hogwarts. Ia sekali lagi hanya bisa mendengus dan menatap tajam ke arah prefek yang sedang berbicara dengan profesor ceret atau apapun namanya itu. Ceret. Nama yang sangat aneh.

Bosan dengan tanah yang sudah tak tampak menarik lagi di matanya ia mulai melihat-lihat ke sekeliling tempat itu. Ini... gubuk tempat si oaf itu tinggal, ya? Lalu dekat danau... Semoga saja detensinya tidak berhubungan dengan cumi-cumi raksasa yang katanya hidup di danau itu. Ih... Membayangkannya saja Nate sudah tidak mau, apalagi menghadapinya betulan. Ia mengalihkan pandangan matanya ke arah lain tapi justru menangkap sosok orang-orang yang juga kena detensi sepertinya. Ia mulai cemberut lagi. Padahal ia kira tadinya ia bisa menghindar dari detensi ini, tapi ternyata kena juga. Huuh, dasar prefek tidak adil! Sudah jelas Nate tidak seharusnya terkena detensi tapi tetap saja... Puhf.

Tidak adil.
Frilla
HARVARTH FAMILY


Harvarth –dari kata Havarth yang berarti ‘high defender’ adalah sebuah keluarga penyihir yang berasal dari daerah Scandinavia lebih tepatnya Norwegia. Keluarga Harvarth sudah ada sejak awal tahun 1300an. Tepatnya dimulai dari putra Raja Leaf Eriksson, pemimpin Swedia dan Norwegia di tahun 1319. Adanya pandemik ‘black death’ tahun 1349, dikatakan adalah perbuatan dari putra Raja Eriksson yang kecewa karena tidak mendapatkan tahta sehingga dia memutuskan hubungan dari keluarganya dan mengganti namanya menjadi, Ormarr Rig Harvarth. Dia inilah pendiri keluarga Harvarth yang sampai sekarang masih menjadi keluarga penting di wilayah Scandinavia.

Dewasa ini, keluarga Harvarth adalah keluarga penyihir yang paling berpengaruh di daerah Scandinavia. Kebanyakan bergerak dalam bidang perdagangan internasional baik dengan penyihir maupun muggle. Meski tempat tinggal keluarga besar ini tersebar di seluruh dunia, tapi kebanyakan masing-masing tetap memiliki rumah di Norwegia. Keluarga Odieneer Harvarth misalnya, tinggal di kastil Arkhesus, Oslo.



AKERSHUS CASTLE
---Oslo, Norwegia


Kastil ini dibangun pada awal tahun 1290-an oleh King HÄkon V untuk menggantikan benteng Tonsberg sebagai pusat pertahanan yang paling penting di Norwegia. Pembangunan benteng ini dikarenakan serangan Earl Alv Erlingsson dari Sarpsborg pada Oslo.Benteng ini pertama kali digunakan pada tahun 1308 oleh Duke Eriksson (ayah dari Ormarr Rig Harvartg) dari Södermanland, yang pada tahun itu juga mendapatkan gelar sebagai raja Swedia. Letak benteng yang dekat dengan laut ini menyebabkan benteng ini menjadi pusat pertahanan Norwegia yang kekuatan militernya terletak pada angkatan lautnya. Karena itulah benteng ini sangat openting untuk ibu kota sekaligus untuk Norwegia. Sehingga dikatakan bahwa orang yang memerintah benteng ini sama saja dengan memerintah Norwegia.

Ormarr Rig Harvarth merebut benteng ini pada tahun 1350, menganggap bangunan ini adalah haknya mengingat seharusnya ia yang menjadi raja dari Scandinavia. Hingga saat ini benteng Akershus ini masih didiami oleh keluarga Harvarth turun menurun.


.::Akhersus Castle::.


Garden
Ballroom
Living room 1
Living room 2
Meeting room
Dining room
Library

Master bedroom
Miranda's bedroom
Gisselle's bedroom
Nate's bedroom
Cassandra's bedroom
Odien's room

Frilla
“Nate... tongkat sihir itu bukan musuh yang harus kau kalahkan, kau sadar akan hal itu kan?”
"I'm trying to, father... I'm trying..."
"Tongkat sihir adalah bagian tubuhmu yang lebih penting daripada kaki, kau harus memahaminya."
"I AM trying."
"Then just do it!"
"Argh! I will if you just please stop talking everytime I want to do it!"
"...I did?"
"..."

---------------
Odieneer Hyperion Harvarth & Nathan Kehl Harvarth (8)
1976 -- Menggunakan sihir pertama kali
Frilla
Hanya secarik perkamen pendek yang berisi tidak lebih dari tiga kalimat. Tapi Nate tahu ia harus mengirimkannya sesegera mungkin. Hanya Merlin yang tahu apa yang akan dilakukan ayahnya kalau ia tidak membalas surat beliau secepatnya. Alasan kedua, karena ia menginginkan sapu balap. Mari kita berharap ayahnya akan membelikannya sapu baru, yang sebenarnya pasti akan dilakukan oleh ayahnya. Oke, dia memang masih kelas satu. Tapi benar-benar deh, ia tidak mengerti kenapa murid kelas satu tidak boleh memiliki sapu. Peraturan yang sangat konyol, menurutnya. Mungkin ia akan tetap memaksa ayahnya membelikan satu untuknya dan menyembunyikan benda panjang itu dengan suatu cara.

Hm? Ada beberapa orang tiba di kandang burung hantu terlebih dahulu. Gadis di Diagon Alley waktu itu, seorang yang ia tidak kenal, dan...

"Jangan khawatir, Dutie. Bahkan di Slytherin ada juga yang kucurigai sebagai half-blood. Bahkan ada juga di antara mereka yang pure-blood, berlagak membela half-blood hanya karena half-blood itu seorang anak perempuan cantik! Sungguh menjijikkan! Topi Seleksi benar-benar sudah tua dan payah!"

---goddamn all.

Nate tergelak mendengar kalimat yang tercetus lagi-lagi dari seorang Mr. Lightdarker yang budiman. Manusia berotak bebal yang lagi-lagi mengatakan omong kosong mengenai darah murni dan segala hal remeh yang n cemoohan pada orang yang sudah mencari masalah dengannya untuk kbenar-benar membuatnya ingin muntah. Sayang sekali kali ini ia sedang mengenakan sweater cashmere perak hadiah dari ayahnya yang harganya sangat mahal, kalau tidak mengingat hal itu, mungkin di sudah benar-benar akan memuntahkan seluruh sarapannya tadi pagi. Berlagak membela darah-campuran hanya karena dia seorang anak perempuan cantik. Kita sependapat dalam hal ini tuan, Solathel memang perempuan yang cantik. Tapi mengatakan bahwa hal yang ia lakukan --menjijikan. Kata yang seharusnya ia lontarkan pada laki-laki brengsek itu, adalah perbuatan yang menjijikan. Orang ini benar-benar mencari masalah dengannya.

Tangannya merogoh kantung jubahnya, menyentuh benda dingin yang ada di sakunya. Bagus sekali. Selama ada benda ini, ia tidak perlu takut akan kalah. Yang sebenarnya, sudah pasti. Nate dan kalah tidak bisa dimasukan dalam kalimat yang sama. Seharusnya semua orang sudah mengetahui hal itu.

"Membicarakan tentang seseorang yang kukenal, Lightdarker?" ujarnya enteng seolah ia hanya mengomentari keadaan cuaca hari itu. Nate mengangkat kepalanya sedikit sementara matanya memancarkan cemoohan untuk dua kalinya, dan kali ini ia tidak berjanji akan memaafkannya semudah itu. Ia tersenyum dengan keramahan yang dibuat-buat, "aku harus sependapat denganmu, topi seleksi memang payah. Aku heran betapa banyaknya mahluk-mahluk idiot yang ditempatkan di asrama kebanggan Salazar. Mereka lebih buruk daripada seorang Hufflepuff. Menurutku pribadi, seharusnya mereka tidak usah diterima di tempat ini, hanya akan mendatangkan aib untuk keluarga darah-murni mereka yang tersayang."

Harvarth adalah keluarga penyihir tua dengan kebiasaan keluarga darah-murni pada umumnya tapi juga sekaligus tidak umum, karena mereka adalah penyihir Norwegia yang berbeda dengan penyihir Eropa kebanyakan. Tapi cerita itu akan kita simpan untuk lain kali. Yang perlu ditekankan adalah, semua keturunan keluarga Harvarth adalah orang-orang yang memiliki harga diri yang sangat tinggi. Berani macam-macam dengan mereka, maka tanggunglah akibatnya.

"Yeah, kau sudah dengar sendiri kan dari Mr. Chuck, nona Rainier? Jadi, aku nggak perlu repot-repot mengatakannya kepadamu! Aku sangat alergi berbicara dengan seorang Gryffindor, apalagi setelah kutahu kau adalah seorang pembela darah-lumpur! Aku memang Gryffindor, seharusnya kau tau itu, karena jelas-jelas seekor singa jelek telah menangkring di jubahku ini. Dimana kau letakkan matamu, nona?" Orang yang malang. Dunia tidak pernah berputar sesuai keinginanmu, ya? Yeah, memang banyak orang yang tidak memiliki keberuntungan, nasib, dan takdir yang dimiliki oleh Nate yang memiliki segalanya. Tapi sungguh deh, mendengar orang-orang mengatakan darah-lumpur begini, darah-murni begitu, ia jadi semakin muak. Kalian ingin membela Pangeran Kegelapan? Then go! Tidak usah merusak nama baik Salazar yang terhormat. Pergi sana menyembah Pangeran Kegelapan, dan matilah kalian ketika Pangeran Kegelapan tahu betapa tidak berharganya orang-orang seperti kalian yang hanya bisa berbicara.

Dasar.Idiot.

"Alergi berbicara dengan seorang Gryffindor, eh? Tapi anda sendiri seorang Gryffindor. Apa itu berarti anda juga alergi pada diri anda sendiri?"

Jangan tertawa.

Tahan emosi, Nate.

"Lagipula, anda baru saja berbicara dengan nona itu, apa alergi anda akan kumat sekarang?" tanyanya lagi dengan keingin tahuan yang dibuat-buat. Demi Salazar, dia ingin benar-benar ingin tertawa terbahak-bahak sekarang. Tapi tidak, Nate. Jangan sekarang. Kalau ingin menertawakan mereka, tunggulah beberapa saat lagi. Salazar yang agung, ini sungguh menggelikan. Bahkan mengatakan hal yang tidak kontradiktif saja tidak bisa. Hmpf, dosa apa sih yang ia lakukan sampai harus dipertemukan dengan mahluk semacam ini? Tapi sudahlah Nate, nikmati saja pertunjukan kecil ini. Lagipula, Tuan Muda Harvarth sudah lama tidak beraksi kan? Kita lihat saja, bagaimana kerennya Nate setelah ini...

---------

Baiklah, kejadian di kandang burung hantu itu memang salahnya. Dan semoga saja ia tidak mendapatkan detensi karenanya. Tapi demi Salazar yang agung, siapa sih yang tidak akan naik darah mendengar seseorang mengataimu 'menjijikan', perlu diulang? Menjijikan. Seperti ia hanya selevel dengan cacing tanah. Dan itu hanya dikarenakan ia membela Michelle pada waktu transfigurasi. Oh, apa dia sudah menyebutkan sebelumnya kalau nona Michelle sekarang sudah menjadi pacarnya?

Kembali masalah kandang burung hantu itu, memang sih, Nate inilah yang terlebih dahulu melancarkan mantera (dengan dukungan Sylar dan Szent tentu saja). Tapi situasi semakin tidak terkendali dan macam-macam terjadi termasuk pingsannya Michelle karena pisau yang dilemparkan oleh si Lightdarker itu. Akhirnya Nate memanggil prefek (tiga prefek dari tiga asrama datang! Wow!) dan mengatakan semua ini kesalahan si brengsek dan kroni-kroninya. Entah apakah pada akhirnya ia akan kena detensi atau tidak. Semoga saja tidak.
Frilla
Signature of Nate made by other IH's members

Ramon Boulstridge's work:

Voe Goscinny's work:

Ivy Alexey Robson's work:


Thanks a lot, guys!
Frilla
Tapi aku, tidak sepertimu, memiliki banyak hal yang lebih membanggakan daripada darah yang mengalir didalam tubuhmu. Dan aku, tidak sepertimu, punya sopan santun yang lebih baik daripada mengatakan hal-hal seperti yang kau katakan itu di depan umum. Karena aku, tidak sepertimu, adalah orang yang sangat keren, sementara kau, tidak seperti aku, adalah orang yang sangat memuakkan. ---Nathan K. Harvarth



*credits to J.K. Rowling atas kalimat Draco di buku 5*
Frilla
Kelas transfigurasi bersama si nenek keriput. Pelajaran pertama tahun ini pula. Malasnya... Semoga tidak akan ada tugas, pekerjaan rumah atau apapun. Kalau ada, semoga saja Szent atau Sylar mau berbaik hati untuk 'meminjamkan' pekerjaan mereka. Ah, tapi kalau hanya pekerjaan kelas satu seperti ini sih, bukan masalah besar untuk Nate. Tidak ada hal yang tidak bisa ia lakukan, tentu saja. Seolah hal sepele itu sulit baginya. Meskipun dia berandalan (atau apapun sebutan yang pantas untuknya) bukan berarti ia anak bodoh, kan? Tidak. Ia sangat pintar, jenius bahkan. Transfigurasi?

...sepele.

Nate mengangkat bahu dan melenggang masuk ke dalam kelas dengan gayanya yang cuek seolah dia memiliki seluruh dunia seperti biasa. Bocah itu sempat melayangkan pandangannya pada seisi kelas yang sudah lumayan ramai. Setelah mengambil posisi duduk di tengah kelas, tepat di sebelah Sylar dan tidak jauh dari Szent ia mengeluarkan tongkatnya dan memutar-mutarnya dengan ekspresi santai. Tampaknya sama sekali tidak takut kalau-kalau tongkat itu tiba-tiba menyihir seseorang dan menyebabkan kekacauan. Sekali-sekali ia melirik kanan-kiri, mengamati beberapa orang yang sudah berada di sana. Sampai ia menangkap sosok nenek keriput yang mulai memberikan ceramah mengenai mantra pengubah tisue menjadi perkamen. Puhh. Sungguh mantra yang tidak penting... apa gunanya mengubah tisue menjadi perkamen kalau dia punya cukup banyak uang untuk membeli segudang perkamen kualitas nomor satu? My, my... tampaknya sekolah ini hanya mengajarkan hal-hal merepotkan...

Seandainya ayah mendengar hal ini, pasti beliau akan berpikir dua kali sebelum memasukannya ke sini. Bagaimanapun, katanya kualitas murid-murid Dumstrang lebih baik daripada sekolah mainan ini. Apalagi kepala sekolah Dumstrang sekarang adalah kenalan beliau... Ah, seandainya ia dulu berpikir lebih jauh mengenai bersekolah di tempat ini...

Nate menatap selembar tisue yang melayang ke meja di depannya. Ia menatapnya dengan tatapan bosan, hampir-hampir tidak punya niat untuk mengangkat tongkatanya dan mengatakan mantra pengubah itu. Bocah berambut kecoklatan itu hanya memutar-mutar tongkatnya dengan tatapan bosan, sebelum cengiran sombong muncul di wajahnya. Ia menoleh ke arah Sylar dan berkata cepat, "eh, Sylar... menurutmu kali ini siapa yang lebih cocok jadi targetku? Meskipun sebenarnya membosankan, ya. Sama sekali bukan tantangan kalau mereka begitu saja meleleh dengan satu dua kata manis dariku. Kalau bukan karena wajah mereka yang cantik, Arlyn, Milliane, dan yang lain, kurasa aku tidak akan pernah tertarik pada mereka."

Nate mengatakan semua itu dengan nada merendahkan, seolah tingkatannya jauh di atas nama-nama yang ia sebut. Dalam pandangannya, memang begitulah adanya. Kesombongan yang kelak mungkin akan menghancurkannya. Tapi untuk saat ini, ia tidak merasa hal itu akan terjadi padanya. Dia hebat, ayahnya salah seorang penyihir paling sukses dalam sejarah. Siapa yang berani berada di jalannya? Tidak ada.

"Fan.Dan.Go."

Tisuenya bergetar sedikit.

Crap.

--------------------------------------------------


Kelas pertama di tahun ajaran ini dan dia sudah bertemu dengan mahluk-mahluk menyebalkan yang merasa diri mereka hebat karena mereka menyebut diri mereka sebagai darah murni. Oke, memang salah satu diantaranya akhirnya mengajaknya berdamai. Tapi ia rasa itu karena mereka tidak mengetahui... forget it.

Tidak mungkin ia memberitahukan hal itu.

Dan tebak, ada dua orang saudara jauhnya yang satu angkatan dengannya. Corleone dan Duske. Nice, nice... Meskipun ia sempat bertengkar dengan musang--er, Corleone itu. Tapi yang paling disukainya di kelas itu adalah, saat ia mengajak seorang gadis cantik bernama Michelline Fara Solathel yang sudah menerima ajakannya untuk menjalin hubungan. Yang berarti ia memenangkan taruhannya dengan Sylar dan ia bisa menyuruh temannya itu untuk melakukan apapun yang ia mau. Yeah!
Frilla
Slytherin!

Itu yang diteriakan oleh topi berkutu itu. Hmpf, sudah ia duga. Bagaimana ia tidak dimasukan ke dalam asrama ular itu? Semua orang tahu keluarga Harvarth turun temurun bercokol di sana. Dan dia tentu saja mengikuti tradisi itu yang pastinya akan membuat ayahnya bangga padanya dan ibu tirinya tersayang hanya bisa menjambak rambutnya karena frustasi atas prestasi yang diraihnya. Nah, itu baru yang ia sebut kemenangan. Telak. Hahaha, ia tidak sabar menunggu pulang ke rumah untuk melihat ekspresi wanita itu.

Tapi masih tentang asrama, ini hebat sekali. Semua orang tahu Nate paling cocok mengenakan jubah warna emerald. Dan bayangkan kalau nanti ia masuk ke dalam tim quidditch? Wow. Ayah pernah bilang, adalah suatu kejahatan kalau ia sampai tidak terpilih masuk ke dalam tim asrama. Dan Nate harus setuju dengan perkataan beliau. Bagaimanapun dia adalah sang Nathan Kehl Harvarth yang sudah bermain quidditch sejak masih sangat-sangat kecil, tentu saja dia HARUS terpilih. Oke, dia memang masih kelas satu. Tapi benar-benar deh, ia tidak mengerti kenapa murid kelas satu tidak boleh memiliki sapu. Peraturan yang sangat konyol, menurutnya. Mungkin ia akan tetap memaksa ayahnya membelikan satu untuknya dan menyembunyikan benda panjang itu dengan suatu cara.

Tahu apa lagi yang hebat?

Dia juga seasrama dengan Sylar dan Sent! Bayangkan segala hal yang dapat mereka kerjakan nanti... Apalagi kalau sudah senior nanti... bisa membully anak baru, cool.
Frilla
Hebat.

Akhirnya hari ini datang juga. Ia kini berdiri di aula megah yang disebut-sebut aula besar kebanggaan Hogwarts dengan langit-langit sihirnya yang terkenal itu. Pufh. Ternyata tidak sehebat yang ia banggakan, oke. Mungkin memang lebih besar daripada aula rumahnya, tapi ia pernah melihat yang lebih besar. Tepatnya waktu ayahnya --Mr. Harvarth senior mengajaknya ke rumah bangsawan Italia yang sangat SANGAT kaya dan terkenal itu beberapa waktu yang lalu. Hogwarts ini, masih kalah megah dengan kastil tersembunyi di Vatikan itu! Tahu apa yang lebih hebat lagi? Pemilik kastil, sang bangsawan Itali yang terkenal itu, adalah sepupu jauh dari ayahnya. Mengertikan betapa hebatnya keluarga Harvarth tempat ia dilahirkan ini? Tentu saja bukan hanya di Itali. Di banyak negara-negara besar di Eropa dan Asia timur, penyihir-penyihir kelas atas di sana pun masih ada hubungannya dengan keluarga besar Harvarth. Sebutlah nama keluarga kebanggaanya itu di sana, tidak akan ada yang mengatakan tidak mengetahuinya. Apalagi kalau pergi ke Norwegia, di mana keluarga Harvarth adalah keluarga penyihir yang PALING dihormati di sana. Hebat? Tentu saja. Memangnya kalian pikir kenapa Nate sangat, sangat, menjunjung tinggi nama keluarganya?

But enough about that. Tahu tidak hal apa yang membuatnya benar-benar berpikir sekolah ini benar-benar sialan? Tradisi menyebrangi danau. Wow. Sangat menarik, inspiratif, menyenangkan... Like hell. Dia memang sudah berpikir bahwa tradisi ini konyol, tapi dia salah. Tradisi ini mengerikan dan harusnya sudah dihapus dari ratusan tahun yang lalu. Menyebrangi danau yang hitam pekat.... brr... kalau bukan karena berusaha mempertahankan imej di depan gadis yang kebetulan seperahu dengannya, ia pasti tidak akan mau naik ke perahu itu. Ufh, lebih baik ia pulang dan meminta dipindahkan ke Dumstrang --dimanapun sekolah itu berada. Yang sebenarnya bukan ide yang buruk kalau saja Sylar dan Szent juga ikut pindah.

Dan ngomong-ngomong soal sekolah, guru yang mengantar murid-murid baru tadi dan juga kebanyakan guru-guru lainnya yang duduk di meja panjang (yang sepertinya diperuntukan untuk para staff pengajar), kenapa tidak ada yang memiliki selera yang bagusan sedikit, sih? Memang sih, Nate sendiri lebih suka pakaian muggle yang menurutnya lebih bergaya dan keren. Tapi bahkan jubah pun ada yang bagus, seperti yang dibelikan ayahnya waktu itu. Jubah buatan penjahit Perancis yang terkenal: Theophile --yang untuk mendapatkan satu saja jubah buatannya harus mengantri kira-kira setahun. Ah, tapi karena tentunya upah sebagai guru memang rendah... Hahaha, padahal kalau mereka mau bekerja sebagai assisten pribadi ayahnya (kata yang lebih baik daripada pelayan atau pembantu) upah mereka bisa lebih besar! Tapi tentu saja di antara mereka yang mengatakan mengajar adalah sebuah berkah, ilmu harus diturunkan, mendidik karena mereka suka, dan segala macam omong kosong lainnya. Hmpf. Padahal melihat seribu galleon di depan mata saja, mereka pasti sudah berteriak-teriak seperti kesetanan untuk mengambil emas itu. Kasihan sekali orang-orang yang tidak memiliki kekayaan sepertinya. Malang, malang... bermimpilah kalian agar bisa seperti seorang Nathan Kehl Harvarth yang kehidupannya bergelimang harta!

"Harvarth, Nathan."

Oops, dia sudah dipanggil. Seleksi asrama, ya? Memakai topi buduk ini, ew... semoga saja ia tidak jadi kutuan. Sehabis ini ia benar-benar HARUS mencuci rambutnya 3 kali. Kuman dan kutu, adalah dua hal yang paling tidak bisa ia tolerir. Bagaimana ia bisa menggaet kaum hawa kalau tubuhnya dipenuhi mahluk-mahluk menjijikan itu? Ew. Jangan.Sampai.Hal.Itu.Terjadi.

Tapi bicara tentang seleksi asrama, katanya tidak akan ada seorang pun yang tahu akan ditempatkan di mana sampai mereka dihadapkan pada topi seleksi (yang entah bagaimana caranya bisa jadi penentu asrama mengingat wujud topi itu sudah sangat abstrak, kumal dan sejuta kata lain yang cocok untuk menggambarkan ketidak-beradabannya topi itu). Tapi kembali soal asrama, dari empat asrama kira-kira ia akan masuk kemana, ya? Ia tahu tiap asrama memiliki kualitasnya tersendiri (ia masih sempat mendengarkan lagu yang dinyanyikan si topi meskipun sambil meringis karena lagu yang aneh itu). Berani, pintar, ambisius, dan loyal. Berani? Ia memang berani! Selama di belakangnya ada Sylar dan Szent yang bisa menghajar siapapun yang berani menghalangi jalan mereka, tentu saja Nate sangat berani! Siapa yang takut? Menghadapi trol saja dia berani, kok. Ehm, oke, selama ada pasukan auror yang siap melindunginya sih, dia berani. Mungkin.

TAPI dia itu pemberani. Awas kalau ada yang mengatakan sebaliknya. Nate akan mengutuknya hingga melewati tujuh samudera! Lalu kualitas kedua, pintar. Tentu saja Nate ini sangat pintar. Lihat saja dari mukanya yang tampan dan cerdas. Ia ini didikan keluarga hebat, mana mungkin ia tidak pintar. Selama pengawasan ujian tidak ketat, ia pasti dengan mudah akan mendapatkan nilai sempurna! Ah, tapi peduli setan dengan asrama dan kualita yang diinginkan. Ia masih bisa berkumpul bersama Sylar dan Szent, bisa melakukan kekacauan dan menggoda nona-nona yang banyak berseliweran di Hogwarts, bisa melakukan apa saja yang ia inginkan, itu saja sudah cukup. Pufh. Memangnya ada apa dengan asrama, sih? Tidak sepenting itu kan.

Tapi kalau bisa, ia ingin mendapat asrama yang tempatnya bisa digunakan untuk macam-macam aktifitas menyenangkan. Mencari orang dan menyudutkan mereka, kalau perlu mengeroyok orang itu sampai mereka menyembah-nyembah minta ampun... Pasti sangat seru. Ia jadi ingat beberapa hari sebelum ia mendapat surat dari Hogwarts. Ibu tirinya yang brengsek itu baru saja mencelanya di depan wanita-wanita perkumpulannya, bahwa Nate itu tidak berguna, karena tentu saja dia kan anak hasil perselingkuhan. Sejak kapan anak haram berguna untuk orang-orang? Sialan. Mengingat perkataan itu saja sudah membuat darahnya mendidih. Ia benar-benar sudah tidak sabar menanti ulang tahunnya ke 17 nanti, saat ia bisa mengusir wanita jalang itu dari tanah Harvarth. Lalu ia akan menyuruh anak buah ayahnya (yang nanti sudah akan menjadi bawahannya juga) untuk menemukan mantan ibu tirinya itu dan memastikan wanita itu sampai di tempat yang paling pantas untukknya, neraka.

Akh, tapi bukan itu yang penting (oke, itu penting, tapi akan ia pikirkan nanti kalau sudah lebih besar), jadi di hari itu ia langsung kabur mendatangi kediaman Lazarus. Untungnya, seperti biasa, Sylar hanya ditemani pesuruh dan peri rumah. Jadi Nate bisa menculiknya dari rumah itu -yang sebenarnya sudah sering ia lakukan-- dan mengajaknya (dan Szent yang bergabung kemudian) bermain ke tempat bilyard muggle di tengah kota. Tidak ada anak seumuran mereka di sana. Tapi itu bukan halangan untuk mereka bersenang-senang. Di sana, ia pertama kali mengenal apa yang kemudian diketahunya disebut rokok. Benda muggle itu keren. Sungguh.

Dia jadi ingin menghisapnya lagi.

Seulas senyum culas muncul di wajahnya. Merasa sudah menunggu terlalu lama, ia akhirnya duduk di kursi dan memakai topi kumal --yang benar-benar ia harapkan tidak memiliki kutu. Dari tempat itu ia bisa melihat sekeliling aula, membuatnya merasa superior sehingga ia sedikit menengakkan kepalanya. Sudut bibirnya melengkung, memberikan senyuman angkuh lainnya. Sampai ia mendengar suara dari dalam kepalanya (suara topi itu, kah?), dan ia akhirnya membatin, 'sebenarnya kemanapun aku masuk adalah kehormatan untuk asrama itu, tapi bayangkan tinggal di Hufflepuff.... euh, aku akan pindah sekolah kalau aku benar-benar terpilih masuk asrama musang itu.'