Frilla
Detensi untuk keributan di kandang burung hantu.


Nate menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Cemberut. Mendengus kesal. Ia mendelik ke sana kemari dengan penuh tatapan membunuh seolah ia sedang mencari mangsa dan orang yang pertama kali bertatapan dengannya akan ia gigit sampai mati. Sialan. Ini semua sungguh menyebalkan. Detensi. Detensi. DETENSI. Baru beberapa minggu dia bersekolah di sini dan ia sudah mendapatkan detensi! Dengan guru pemeliharaan satwa gaib pula. Sungguh sial. Apa yang akan dikatakan oleh ayahnya jika mendengar hal ini? Bisa-bisa ia langsung dicoret dari silsilah keluarganya. Oke, tidak, sih. Mengingat Nate satu-satunya anak laki-laki dalam keluarganya. Siapa lagi yang bisa mewarisi nama keluarga Harvarth kalau bukan dia? Tapi kembali mengenai masalah detensi ini. Sungguh, ini menyebalkan sekali. Dan ini semua gara-gara perbuatan orang-orang di kandang burung hantu itu! Lupakan soal dia yang pertama kali menarik tongkat dari jubahnya dan memantrai orang-orang di sana. Seharusnya mereka tidak terpancing! Semua hal ini disebabkan oleh mereka yang asal menyerang sembarangan. Sial. Sial.

Ini semua gara-gara mereka.

Hmpf.

Nate menendang-nendang tanah di depannya. Menunggu dengan tidak sabar untuk mengetahui apa yang harus dilakukannya dalam detensi ini. Oh tentu saja, ia sangat tidak sabar. Semoga saja detensi yang tidak pantas, sehingga nanti ia bisa mengirimkan surat pada ayahnya dan mengatakan bahwa guru di Hogwarts ini tidak bisa mengajar dan BUM! Orang itu dipecat. Semoga.

Paling tidak kalau terjadi hal seperti itu Nate akan merasa bahwa detensi kali ini tidak sia-sia belaka. Yeah, yeah. Detensi. Kata yang sungguh menyebalkan. Ia tidak seharusnya mendapat detensi. Kata 'Nate' dan 'detensi' tidak pernah bisa diletakan dalam satu kalimat yang sama. Kenapa orang-orang tidak bisa menyadari hal itu, sih? Argh, ia ingin menggigit lengan orang lain sampai putus rasanya. Kira-kira mau tidak ya, Sylar digigit olehnya? Tapi tidak, lebih baik ia menggigit lengan salah satu orang penyebab ia terjerumus dalam masalah ini. Kalau begitu kan ia puas, dendam juga terbalas. Mudah kan? Dan semua orang pun akan puas. Lalu Nate bisa tertawa terbahak-bahak dan mulai mencari target baru dalam kisah epiknya di Hogwarts. Ia sekali lagi hanya bisa mendengus dan menatap tajam ke arah prefek yang sedang berbicara dengan profesor ceret atau apapun namanya itu. Ceret. Nama yang sangat aneh.

Bosan dengan tanah yang sudah tak tampak menarik lagi di matanya ia mulai melihat-lihat ke sekeliling tempat itu. Ini... gubuk tempat si oaf itu tinggal, ya? Lalu dekat danau... Semoga saja detensinya tidak berhubungan dengan cumi-cumi raksasa yang katanya hidup di danau itu. Ih... Membayangkannya saja Nate sudah tidak mau, apalagi menghadapinya betulan. Ia mengalihkan pandangan matanya ke arah lain tapi justru menangkap sosok orang-orang yang juga kena detensi sepertinya. Ia mulai cemberut lagi. Padahal ia kira tadinya ia bisa menghindar dari detensi ini, tapi ternyata kena juga. Huuh, dasar prefek tidak adil! Sudah jelas Nate tidak seharusnya terkena detensi tapi tetap saja... Puhf.

Tidak adil.
0 Responses