Frilla
Hebat.

Akhirnya hari ini datang juga. Ia kini berdiri di aula megah yang disebut-sebut aula besar kebanggaan Hogwarts dengan langit-langit sihirnya yang terkenal itu. Pufh. Ternyata tidak sehebat yang ia banggakan, oke. Mungkin memang lebih besar daripada aula rumahnya, tapi ia pernah melihat yang lebih besar. Tepatnya waktu ayahnya --Mr. Harvarth senior mengajaknya ke rumah bangsawan Italia yang sangat SANGAT kaya dan terkenal itu beberapa waktu yang lalu. Hogwarts ini, masih kalah megah dengan kastil tersembunyi di Vatikan itu! Tahu apa yang lebih hebat lagi? Pemilik kastil, sang bangsawan Itali yang terkenal itu, adalah sepupu jauh dari ayahnya. Mengertikan betapa hebatnya keluarga Harvarth tempat ia dilahirkan ini? Tentu saja bukan hanya di Itali. Di banyak negara-negara besar di Eropa dan Asia timur, penyihir-penyihir kelas atas di sana pun masih ada hubungannya dengan keluarga besar Harvarth. Sebutlah nama keluarga kebanggaanya itu di sana, tidak akan ada yang mengatakan tidak mengetahuinya. Apalagi kalau pergi ke Norwegia, di mana keluarga Harvarth adalah keluarga penyihir yang PALING dihormati di sana. Hebat? Tentu saja. Memangnya kalian pikir kenapa Nate sangat, sangat, menjunjung tinggi nama keluarganya?

But enough about that. Tahu tidak hal apa yang membuatnya benar-benar berpikir sekolah ini benar-benar sialan? Tradisi menyebrangi danau. Wow. Sangat menarik, inspiratif, menyenangkan... Like hell. Dia memang sudah berpikir bahwa tradisi ini konyol, tapi dia salah. Tradisi ini mengerikan dan harusnya sudah dihapus dari ratusan tahun yang lalu. Menyebrangi danau yang hitam pekat.... brr... kalau bukan karena berusaha mempertahankan imej di depan gadis yang kebetulan seperahu dengannya, ia pasti tidak akan mau naik ke perahu itu. Ufh, lebih baik ia pulang dan meminta dipindahkan ke Dumstrang --dimanapun sekolah itu berada. Yang sebenarnya bukan ide yang buruk kalau saja Sylar dan Szent juga ikut pindah.

Dan ngomong-ngomong soal sekolah, guru yang mengantar murid-murid baru tadi dan juga kebanyakan guru-guru lainnya yang duduk di meja panjang (yang sepertinya diperuntukan untuk para staff pengajar), kenapa tidak ada yang memiliki selera yang bagusan sedikit, sih? Memang sih, Nate sendiri lebih suka pakaian muggle yang menurutnya lebih bergaya dan keren. Tapi bahkan jubah pun ada yang bagus, seperti yang dibelikan ayahnya waktu itu. Jubah buatan penjahit Perancis yang terkenal: Theophile --yang untuk mendapatkan satu saja jubah buatannya harus mengantri kira-kira setahun. Ah, tapi karena tentunya upah sebagai guru memang rendah... Hahaha, padahal kalau mereka mau bekerja sebagai assisten pribadi ayahnya (kata yang lebih baik daripada pelayan atau pembantu) upah mereka bisa lebih besar! Tapi tentu saja di antara mereka yang mengatakan mengajar adalah sebuah berkah, ilmu harus diturunkan, mendidik karena mereka suka, dan segala macam omong kosong lainnya. Hmpf. Padahal melihat seribu galleon di depan mata saja, mereka pasti sudah berteriak-teriak seperti kesetanan untuk mengambil emas itu. Kasihan sekali orang-orang yang tidak memiliki kekayaan sepertinya. Malang, malang... bermimpilah kalian agar bisa seperti seorang Nathan Kehl Harvarth yang kehidupannya bergelimang harta!

"Harvarth, Nathan."

Oops, dia sudah dipanggil. Seleksi asrama, ya? Memakai topi buduk ini, ew... semoga saja ia tidak jadi kutuan. Sehabis ini ia benar-benar HARUS mencuci rambutnya 3 kali. Kuman dan kutu, adalah dua hal yang paling tidak bisa ia tolerir. Bagaimana ia bisa menggaet kaum hawa kalau tubuhnya dipenuhi mahluk-mahluk menjijikan itu? Ew. Jangan.Sampai.Hal.Itu.Terjadi.

Tapi bicara tentang seleksi asrama, katanya tidak akan ada seorang pun yang tahu akan ditempatkan di mana sampai mereka dihadapkan pada topi seleksi (yang entah bagaimana caranya bisa jadi penentu asrama mengingat wujud topi itu sudah sangat abstrak, kumal dan sejuta kata lain yang cocok untuk menggambarkan ketidak-beradabannya topi itu). Tapi kembali soal asrama, dari empat asrama kira-kira ia akan masuk kemana, ya? Ia tahu tiap asrama memiliki kualitasnya tersendiri (ia masih sempat mendengarkan lagu yang dinyanyikan si topi meskipun sambil meringis karena lagu yang aneh itu). Berani, pintar, ambisius, dan loyal. Berani? Ia memang berani! Selama di belakangnya ada Sylar dan Szent yang bisa menghajar siapapun yang berani menghalangi jalan mereka, tentu saja Nate sangat berani! Siapa yang takut? Menghadapi trol saja dia berani, kok. Ehm, oke, selama ada pasukan auror yang siap melindunginya sih, dia berani. Mungkin.

TAPI dia itu pemberani. Awas kalau ada yang mengatakan sebaliknya. Nate akan mengutuknya hingga melewati tujuh samudera! Lalu kualitas kedua, pintar. Tentu saja Nate ini sangat pintar. Lihat saja dari mukanya yang tampan dan cerdas. Ia ini didikan keluarga hebat, mana mungkin ia tidak pintar. Selama pengawasan ujian tidak ketat, ia pasti dengan mudah akan mendapatkan nilai sempurna! Ah, tapi peduli setan dengan asrama dan kualita yang diinginkan. Ia masih bisa berkumpul bersama Sylar dan Szent, bisa melakukan kekacauan dan menggoda nona-nona yang banyak berseliweran di Hogwarts, bisa melakukan apa saja yang ia inginkan, itu saja sudah cukup. Pufh. Memangnya ada apa dengan asrama, sih? Tidak sepenting itu kan.

Tapi kalau bisa, ia ingin mendapat asrama yang tempatnya bisa digunakan untuk macam-macam aktifitas menyenangkan. Mencari orang dan menyudutkan mereka, kalau perlu mengeroyok orang itu sampai mereka menyembah-nyembah minta ampun... Pasti sangat seru. Ia jadi ingat beberapa hari sebelum ia mendapat surat dari Hogwarts. Ibu tirinya yang brengsek itu baru saja mencelanya di depan wanita-wanita perkumpulannya, bahwa Nate itu tidak berguna, karena tentu saja dia kan anak hasil perselingkuhan. Sejak kapan anak haram berguna untuk orang-orang? Sialan. Mengingat perkataan itu saja sudah membuat darahnya mendidih. Ia benar-benar sudah tidak sabar menanti ulang tahunnya ke 17 nanti, saat ia bisa mengusir wanita jalang itu dari tanah Harvarth. Lalu ia akan menyuruh anak buah ayahnya (yang nanti sudah akan menjadi bawahannya juga) untuk menemukan mantan ibu tirinya itu dan memastikan wanita itu sampai di tempat yang paling pantas untukknya, neraka.

Akh, tapi bukan itu yang penting (oke, itu penting, tapi akan ia pikirkan nanti kalau sudah lebih besar), jadi di hari itu ia langsung kabur mendatangi kediaman Lazarus. Untungnya, seperti biasa, Sylar hanya ditemani pesuruh dan peri rumah. Jadi Nate bisa menculiknya dari rumah itu -yang sebenarnya sudah sering ia lakukan-- dan mengajaknya (dan Szent yang bergabung kemudian) bermain ke tempat bilyard muggle di tengah kota. Tidak ada anak seumuran mereka di sana. Tapi itu bukan halangan untuk mereka bersenang-senang. Di sana, ia pertama kali mengenal apa yang kemudian diketahunya disebut rokok. Benda muggle itu keren. Sungguh.

Dia jadi ingin menghisapnya lagi.

Seulas senyum culas muncul di wajahnya. Merasa sudah menunggu terlalu lama, ia akhirnya duduk di kursi dan memakai topi kumal --yang benar-benar ia harapkan tidak memiliki kutu. Dari tempat itu ia bisa melihat sekeliling aula, membuatnya merasa superior sehingga ia sedikit menengakkan kepalanya. Sudut bibirnya melengkung, memberikan senyuman angkuh lainnya. Sampai ia mendengar suara dari dalam kepalanya (suara topi itu, kah?), dan ia akhirnya membatin, 'sebenarnya kemanapun aku masuk adalah kehormatan untuk asrama itu, tapi bayangkan tinggal di Hufflepuff.... euh, aku akan pindah sekolah kalau aku benar-benar terpilih masuk asrama musang itu.'
0 Responses