Frilla
Nate biasanya tidak banyak berkomentar pada guru-guru PTIH yang terus berganti tiap tahunnya. Paling tidak seingatnya, sih, ia tidak banyak berkomentar. Tapi kali ini ia benar-benar terbelak. Madam Simms tidak terlalu buruk, sebenarnya. Memang make-up di wajahnya agak terlalu banyak untuknya, tapi guru wanita muda jarang ditemukan di kastil ini dan harusnya Nate merasa senang dengan pergantian ini, hanya saja wanita itu terlalu... bersinar, kalau kau mengerti maksudnya. Entah memang Simms memang berbeda atau ini karena ia sudah terlalu biasa dengan perempuan-perempuan asramanya yang memiliki aura kelam. Disebut kelam juga tidak seluruhnya benar sih, tapi jelas tidak ada pemenang kontes senyum paling indah atau semacam itu. Bukannya ia tahu apa benar si Simms ikut kontes yang seperti itu.

Tapi yang ia tidak sukai bukan masalah make-up atau sifat yang terlalu berkilau sampai menyakitkan mata itu, melainkan entah kenapa profesor di depan itu mengingatkannya sedikit banyak pada kakaknya (fakta yang tidak bisa disangkal walaupun sebenarnya ia sama sekali tidak ingin mengakui bahwa wanita itu masih memiliki hubungan darah dengannya). Bukan persamaan bahwa rambut mereka sama-sama pirang--meskipun dengan berat hati Nate akan mengakui ia lebih menyukai warna rambut Miranda, rambut si Simms itu terlihat seperti buatan. Terlalu pirang dan mengkilat. Inilah sebabnya Nate lebih menyukai wanita berambut gelap. Tapi sekali lagi, bukan itu yang membuatnya teringat akan Miranda. Mungkin senyum di wajah cantik itu, yang seakan menyembunyikan jutaan kebusukan di dalamnya. Iblis yang berkedok wanita suci yang lugu. Mungkin Nate berpikir terlalu banyak, bagaimanapun ia baru pertama kali melihat guru ini dan tidak tahu banyak tentangnya. Meskipun ia berani bertaruh guru itu pasti menyembunyikan sesuatu. Tapi selama itu tidak mengganggunya, seharusnya ia tidak ambil pusing. Seharusnya. Tapi setiap nama M itu disebut, sel-sel otaknya langsung bekerja dengan giat. Mungkin hal ini berguna dalam ujian.

Jemarinya memutar-mutar pena bulunya (bulu merak albino, 127 galleon 14 sickle). Sepasang kristal gelap menatap penuh perhitungan di balik tirai cokelat tua. Ia sepertinya harus memotong rambutnya, sudah mulai sering mengganggu penglihatannya. Nate mengacak-acak rambutnya, mulai bosan dengan penuturan panjang guru di depannya. Hingga ia mulai berpikir apakah ia bisa mendapat nilai O dengan mengajak si guru kencan kapan-kapan. Tapi soal itu bisa menunggu hingga akhir pelajaran. Atau kapanlah waktu yang tepat.

Nobody can resist him anyway.

Nate menaruh kepalanya di atas meja beralaskan kedua tangannya. Menatap dengan hampir tidak tertarik bagaimana orang-orang langsung sibuk mengerjakan karangan menenai kutukan tidak termaafkan yang diperintahkan oleh pengajar di depan. Putera Harvarth itu melirik ke anak Ravenclaw yang kebetulan duduk di sebelahnya. Dengan semangat menggebu-gebu anak itu mengerjakan karangannya yang tampaknya panjangnya akan mencapai satu meter nantinya. Membayangkannya saja Nate sudah mual. Tapi mengesampingkan rasa malasnya, ia akan mengerjakan tugas itu. Setidaknya setelah ia melirik esai milik orang di sebelahnya. Bukannya Nate tidak bisa mengerjakannya sendiri, ia tahu, kok, dasar-dasar mengenai kutukan itu. Tapi untuk apa ia susah-susah berpikir ketika ada orang lain yang bisa berpikir untuknya? Dengan alasan itu, Nate mengintip esai milik Lightdarker yang duduk tidak jauh di depannya, lalu milik Michelle dan Sylar... bercanda. Memangnya ia memiliki penglihatan bagaimana sampai bisa melihat tulisan kecil-kecil yang berada sedemikian jauhnya. Yang mengingatkannya untuk mencari mantra untuk memperkuat penglihatan nanti. Untuk sementara ini, ia bisa melihat karangan anak Ravenclaw itu dulu.

Nate mengangkat kepalanya, dengan berat hati mengambil perkamen (kualitas nomor satu, tentu saja) dari tas bewarna hitam miliknnya. Jadi... kutukan tidak termaafkan, mengingatkannya pada pangeran kegelapan dan antek-anteknya. Dan kini ia harus memberikan alasan kenapa kutukan itu bisa dipakai? Rasanya ia ingin tertawa dengan keironisan ini.



In Parchment:

Esai PTIH
KUTUKAN TAK TERMAAFKAN
dibuat untuk memenuhi nilai mata pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam

Oleh: Nathan Kehl Lothurr Harvarth
Tahun keempat, Slytherin


Kutukan Tak Termaafkan adalah kutukan yang penggunaannya kepada manusia lain akan dijatuhi hukuman seumur hidup di Azkaban. Kutukan ini ilegal untuk digunakan dengan alasan apapun. Namun demikian Bartemius Crouch, Kepala Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir, memberikan kekuasaan baru pada auror untuk menggunakan kutukan ini kepada mereka yang dicurigai sebagai pelahap maut. Kutukan Tak Termaafkan terdiri dari tiga macam, dan ketiganya adalah terlarang baik berdasarkan hukum maupun moral. Adapun kutukan ini yaitu Imperius, Cruciatus, dan Avada Kedavra. Ketiganya dikategorikan sebagai Kutukan Tak Termaafkan pada tahun 1717.

{Meskipun dikatakan terlarang, merusak, dan sebagainya, saya justru jadi bertanya-tanya alasan mengapa kutukan ini diciptakan pada awalnya. Apakah orang pada zaman dahulu memiliki nilai-nilai yang berbeda dengan kita sekarang? Ataukah dari awal memang kutukan ini diciptakan oleh orang-orang yang haus kekuasaan? Meskipun entah kenapa saya memiliki firasat bahwa sebenarnya kutukan ini diciptakan oleh anak kecil. Ya, saya tidak salah tulis atau gila. Tapi mungkin saja memang anak kecil yang menciptakannya. Bagaimanapun pelafalan ketiga kutukan ini misalnya saja Avada Kedavra) terdengar seperti kesalahan pelafalan dari Abra Kadabra. Mungkin anak-anak salah mengucapkan ketiga kata itu (tahulah bagaimana bocah-bocah suka sulit mengulang perkataan orang lain) dan akhirnya BOOM terciptalah kutukan ini. Tentu saja ini hanya teori saya yang belum terbukti kebenarannya, tapi patut diperhitungkan bukan? Bagaimanapun ini adalah teori yang masuk akal.}


I. Kutukan Imperius
Kutukan Imperius adalah kutukan yang digunakan untuk mengambil alih kontrol atas tubuh seseorang. Dikatakan bahwa korbannya akan berada dalam kondisi setengah sadar dan merasa seakan seluruh bebannya hilang sehingga korban merasa tidak ada ruginya untuk mengikuti kehendak sang pengguna kutukan. {Entah ada apa dengan orang-orang yang dikutuk ini, tapi kalau saya sendiri tidak akan semudah itu mengikuti perintah orang lain tanpa tahu untung ruginya}

Kutukan imperius, layaknya sihir hitam yang lain, digunakan untuk kegiatan yang bertujuan untuk meraih kekuasaan, merusak, mencelakai orang lain, dan kegiatan kriminal lainnya. Catatan sejarah belum pernah menunjukan adanya penggunaan kutukan ini untuk tujuan yang baik.

{Tidak mengherankan, karena mempelajari ilmu hitam saja sudah menunjukan tabiat yang tidak baik sebenarnya. Tapi saya rasa imperius terkadang bisa diterapkan untuk hal-hal yang cukup baik. Misalnya untuk laki-laki malang yang menyukai gadis paling populer di sekolah, namun gadis itu menatapnya saja tidak mau (bukannya ini pernah terjadi pada saya, maaf-maaf, ada juga yang terjadi kebalikannya). Kutukan imperius ini bisa digunakan kepada si gadis, siapa tahu ia akan sadar dengan kebaikan yang ada di hati si laki-laki. Meskipun penggunaan kutukan ilegal macam itu menunjukan sebaliknya mungkin, tapi yang penting niat dan cinta si laki-laki yang sangat besar hingga rela melanggar peraturan. Betul?}


II. Kutukan Cruciatus
Kutukan Cruciatus digunakan untuk memberikan rasa sakit yang amat sangat pada korbannya. Beberapa ahli sejarah percaya bahwa kutukan ini pertama kali digunakan pada zaman Kekaisaran Romawi untuk menghukum para tahanan dan budak. Hal ini dikarenakan Crucio atau Cruciatus berasal dari bahasa Latin cruciare yang artinya untuk menyiksa atau menyakiti.

{Jadi, alasan untuk menggunakan kutukan ini agak lebih mudah. Bisa digunakan di beberapa kalangan masyarakat yang masih memiliki adat hukuman siksa seperti Asia Barat dan Eropa Selatan. Atau bagi para masokis, mungkin mantra ini dapat berguna. Dan tidak akan meninggalkan bekas! Itu hal yang paling penting saya rasa. Terkadang ada orang-orang menyukai rasa sakit namun tidak ingin ketahuan oleh orang lain atau tidak ingin melihat luka di tubuh mereka. Jadi tentu kutukan ini bagus juga untuk mereka. Lagipula, tidak ada larangan untuk menggunakan kutukan ini pada tubuh sendiri bukan? Bukannya saya ingin mencoba atau apa. Maaf, saya dan kutukan Cruciatus? Jelas bukan pasangan yang baik.}


III. Kutukan Avada Kedavra
Kutukan Avada Kedavra adalah kutukan yang mengakibatkan kematian pada korbannya, tanpa luka dan tanpa jejak sehingga mustahil untuk mengetahui siapa orang yang mengucapkan mantra tersebut apabila tidak ada saksi mata. {Kecuali jika ada tanda tengkorak di atas mayat itu, sudah jelas pelakunya adalah kawanan yang itu.}

Avada Kedavra berasal dari kata archaic Sanskrit yang artinya 'from life, nothing'. Kebalikan dari kata Abra Kadabra yang berasal dari bahasa yang sama yang artinya 'from nothing, life'. Beberapa etimologist menyimpulkan bahwa mantra ini pertama kali digunakan di wilayah India yang sebenarnya sama sekali tidak mengherankan mengingat banyak sekali penyihir hebat berasal dari daerah ini.

{Saya curiga bahwa awalnya mantera ini digunakan untuk membunuh sapi. Maksud saya, di India, mamalia yang satu ini dianggap keramat dan sebagainya sehingga tidak mungkin disembelih layaknya ayam atau hewan lain. Tapi dengan mantra ini VOILA! mereka bisa tetap makan daging sapi yang lezat dan bergizi tanpa harus khawatir tidak menghormati leluhur atau dewa mereka! Meskipun saya masih berpendapat bahwa mantra ini awalnya ditemukan karena salah pelafalan.}



PS.
Maaf saya menggunakan kata ganti orang pertama di dalam tugas, ma'am. Tidak tahan untuk tidak melakukannya. Mungkin bisa dibayar dengan, ehem, detensi pribadi?
0 Responses